logo-JGOB

Dampak Limbah Fashion: Mengapa Kita Harus Peduli

Saat membeli pakaian baru, sering kali kita tidak menyadari dampak besar yang ditimbulkan industri fashion terhadap lingkungan. Setiap tahun, lebih dari 92 juta ton limbah tekstil terbuang, banyak di antaranya berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) dan membutuhkan waktu puluhan tahun untuk terurai. Proses produksi pakaian juga berkontribusi besar terhadap pencemaran air—bahan kimia berbahaya dari pewarna dan pemrosesan tekstil mencemari sungai dan laut, merusak ekosistem laut dan membahayakan kesehatan manusia.

Selain itu, pakaian berbahan sintetis seperti polyester melepaskan microplastik setiap kali dicuci, yang akhirnya mencemari laut dan masuk ke dalam rantai makanan. Ini adalah masalah yang semakin mendesak, karena microplastik bisa membahayakan kesehatan manusia.

Pola konsumsi fast fashion, yang mengutamakan produksi cepat dengan biaya murah, semakin memperburuk situasi. Pakaian yang hanya dipakai beberapa kali sering kali dibuang, sementara proses produksinya menghabiskan banyak air, energi, dan bahan baku alam. Industri fashion juga menyumbang emisi gas rumah kaca yang memperburuk perubahan iklim.

Namun, perubahan dimulai dari kita. Dengan memilih pakaian berkelanjutan, mengurangi pembelian pakaian yang tidak diperlukan, dan mendaur ulang pakaian lama, kita dapat mengurangi dampak limbah fashion. Memilih bahan alami yang tidak mengandung plastik atau menggunakan filter untuk menangkap microplastik saat mencuci adalah langkah kecil yang bisa kita ambil untuk menjaga planet ini.

Pada akhirnya, setiap pilihan mode yang kita buat memiliki dampak besar. Dengan lebih sadar dalam mengonsumsi, kita tidak hanya bisa tampil modis, tetapi juga menjaga bumi untuk generasi mendatang.

Keranjang
Loading...

Memuat keranjang